Hari ini, aku merasa dihargai. Merasa aman. Merasa terlindungi. Merasa dikagumi. Dan terlebih, merasa dicintai. Kali pertama, aku merasa cantik. Merasa dianggap pintar. Entah akan bertahan berapa lama kekuatan kata-kata penuh semangat itu. Tapi yang jelas, aku akan berusaha untuk mempertahankan apa-apa yang memang layak untuk diperjuangkan. Saling mendukung, saling memberi dan saling mencintai adalah yang utama. Tidak ada yang tahu tentang masa depan. Tapi berjuang untuk membentuk masa depan yang baik harus dilakukan. Berkomitmen.
Laki-laki itu begitu istimewa buatku. Laki-laki itu, benar-benar mengubah jalan cerita cintaku yang selama ini (sangat) tidak layak untuk diingat, apalagi untuk diceritakan. Laki-laki itu nampak sederhana, namun berkharisma. Kehadirannya begitu membuat suasana menjadi hidup. Dia pintar, cerdas, goodlooking. Dan yang terpenting, dia adalah orang yang peduli..
Tuhan, berjuta terimakasih atas anugerah bertemu dengannya.Tuhan, terimakasih atas pemberian perasaan cinta yang sempat hilang arah menemukan belahan jiwa nya. Mungkin aku terlalu berharap. Namun semua tujuan bukankah berawal dari harapan ? Ya. Aku mencoba percaya. Percaya semua akan berakhir baik. Tuhan, jagalah hati kami agar selalu lurus dan niat beribadah pada-Mu. Amin.*tulisan Himmah Selasa, 04 September 2012, beberapa hari setelah kenal Gustaf
Saya kenal Himmah sejak awal masuk kuliah. Kami satu jurusan, hanya beda kelas. Saya tidak terlalu mengamati, tidak terlalu dekat, bahkan tidak pernah bertegur sapa hingga semester 7. Menurut saya dia untouchable, tipikal yang tidak mudah didekati lelaki (apalagi yang begajulan seperti saya).
Saat kami dikenalkan, di warung bakso kantin kampus, kami di"comblangkan" secara tidak sengaja. Saya lihat pipinya memerah. I swear to God, jika sampai nanti sore dia sms saya, big deal, cewek istimewa ini akan jadi pasangan saya kelak. Jumat hari itu, pukul 11 kami sudah merampungkan semua urusan KRS dan puft! pukul 4 sore sms dari dia datang, "Gustaf, maaf ya tadi cuma bercanda". OMG! She'e the one.
Sms sependek itu seakan menjadi gerbang bagi kami untuk melangkah menuju satu arah yang lebih mendekatkan. 17 hari kemudian kami jadian, 3 minggu setelah jadian saya dikenalkan dia kepada Ibunya. Kami berpacaran hingga 1 Ramadhan 1435 H, saya dan ibu saya mendatangi rumahnya untuk bermaksud meminangnya.
Orang Jawa mengatakan ada 2 pilihan setelah lamaran, pohon jagung atau pohon jati. Pohon Jagung adalah istilah untuk jeda yang pendek antara prosesi lamaran dan pernikahan, sedangkan Pohon jati mewakili untuk yang sebaliknya, jeda yang panjang. Kami sepakat pohon Jati.
Bismillah, 10 Mei 2015 Insha Allah akan menjadi hari pernikahan kami, pernikahan saya dengan gadis yang shalihah, cantik, baik hati dan sayang dengan orang tua. Seseorang yang ibu saya dengan sangat senang mengenalnya, bahkan saat masih melihat dari foto saja.
Mohon doa agar pernikahan kami menjadi awal keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Amin Amin ya Rabbalalamin. Ditulis saat web ini saya susun, di sebuah kos depan Gedung KPK, Rasuna Said Jakarta Selatan.